Skip to content
Stop Menyuruh Anak Memeluk Orang Lain, Ini Alasannya!

Stop Menyuruh Anak Memeluk Orang Lain, Ini Alasannya!

Ketika orang tua mengajak anak mengunjungi keluarga atau teman, mungkin sudah tradisi menyuruh anak memeluk orang lain untuk mengungkapkan rasa sayang atau hormat.

Sikap ini biasanya dipandang sebagai cara untuk beramah tamah, menyampaikan kehangatan dan kesopanan. Banyak orang tua percaya bahwa tindakan ini adalah hal yang baik dan sopan yang harus dilakukan anak-anak mereka.

Namun, penting untuk menyadari bahwa sebenarnya tindakan sebaiknya tidak perlu untuk dilakukan. Mengapa?

Mengapa Sebaiknya Jangan Menyuruh Anak Memeluk Orang Lain?

Menyuruh atau bahkan memaksa anak untuk memeluk orang lain, meskipun dengan niat baik sekalipun, sebaiknya dihindari.

Setiap anak memiliki tingkat kenyamanan dan batasannya masing-masing. Memaksakan kontak fisik dapat melemahkan kemampuan anak untuk menegaskan batasan dan persetujuan pribadinya, sehingga berpotensi mengajarkan mereka bahwa menyenangkan orang lain lebih penting dibandingkan perasaan dan kenyamanan mereka sendiri.

Penting untuk menumbuhkan budaya menghormati otonomi tubuh masing-masing sejak kecil. Dengan membiarkan anak-anak membuat pilihan mengenai kontak fisik, Parents akan mengajari mereka pentingnya consent dan juga menghormati orang lain.

Pelukan yang dipaksakan dapat memberikan pesan yang salah tentang consent, yang menunjukkan bahwa kasih sayang dalam bentuk fisik ini bukan merupakan pilihan yang mereka buat sendiri.

Membantu si kecil belajar untuk menegaskan batasan pribadi mereka dan menghormati orang lain akan menjadi dasar bagi mereka untuk dapat menjalin hubungan yang sehat ketika sudah dewasa kelak.

Cara Mengenalkan Konsep Consent pada Anak

Consent adalah menyetujui sesuatu atau memberikan izin terhadap sesuatu, termasuk kontak fisik dengan orang lain. Persetujuan ini membuat orang lain tahu, bagaimana kita ingin mereka berinteraksi dengan kita dan tubuh kita.

Consent memungkinkan kita mengungkapkan perasaan positif terhadap orang lain dengan cara yang membuat kita merasa nyaman dan baik bagi mereka. Mengajari hal ini sejak dini akan membantu anak-anak menentukan batasan dan mengekspresikan diri mereka dalam hubungan yang akan dibina dengan orang lain.

Ada banyak situasi di mana Parents dapat mengajarkan consent kepada si kecil, terutama ketika mengungkapkan kasih sayang dan cinta.

1. Hargai Pilihan Anak

Menghargai apa yang diinginkan anak adalah bagian penting dalam mengajarkan mereka tentang consent. Membiarkan anak-anak memutuskan tentang tubuh dan ruang pribadinya, selama masih dalam batas yang aman, dapat menunjukkan kepada mereka bahwa perasaan dan pilihan mereka itu penting.

Hal ini membantu mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri dan membantu mereka mempelajari mengapa consent adalah hal yang penting dalam segala hal yang mereka lakukan.

Misalnya, jika seorang anak memutuskan tidak ingin makan suatu makanan tertentu, alih-alih memaksanya untuk menghabiskannya, Parents bisa menghargai pilihannya dan memberikan pilihan alternatif yang tetap bergizi. Contoh lainnya adalah Parents dapat membiarkan si kecil memilih pakaiannya sendiri, meskipun pakaiannya tidak matching

Ketika anak-anak melihat bahwa pilihan mereka dihormati, mereka mulai memahami mengapa meminta izin dan mengatakan ya atau tidak itu penting. Hal ini membantu mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang menghormati orang lain dan dapat membangun hubungan yang sehat.

2. Ajari Anak Bagaimana Cara Menghargai Orang Lain

Ajari si kecil untuk mendengarkan ketika orang lain berbicara tanpa menyela. Beritahu anak untuk memperlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan.

Ketika anak memahami pentingnya bersikap baik, mendengarkan perasaan orang lain dan menghormati batasan mereka, maka mereka juga mempelajari mengenai consent dengan lebih baik. Dengan menunjukkan kepada mereka bahwa perasaan dan pilihan setiap orang itu penting, orang tua dapat mengajari anak bahwa meminta izin dan memberikannya adalah bagian dari memperlakukan orang lain dengan baik.

3. Sarankan Alternatif

Terkadang orang mungkin memeluk atau mencium seorang anak tanpa meminta izin terlebih dahulu.

Jika si kecil merasa tidak nyaman dengan pelukan, maka sebaiknya sarankan alternatif lain yang tidak melibatkan kontak fisik. Gestur lain seperti high five atau melambaikan tangan, atau sekedar sapaan ramah adalah cara yang bagus untuk bersosialisasi tanpa perlu sentuhan yang terlalu banyak.

Jika si kecil cukup berani untuk mengatakan “tidak” sendiri, maka itu bagus. Tetapi apabila mereka mengalami kesulitan untuk menentukan batasan dengan orang lain, Parents bisa membantu dengan berbicara pada orang lain tersebut.

4. Jadilah Contoh yang Baik

Anak-anak banyak belajar dengan mengamati perilaku dan sikap orang dewasa di sekitarnya. Ketika orang tua, pengasuh, dan orang dewasa lainnya mencontohkan interaksi yang saling menghormati, maka anak-anak di sekitarnya akan lebih mungkin berperilaku sama.

Tunjukkan contoh kepada si kecil dengan berkomunikasi dengan baik pada orang lain, meminta izin, dan menghormati batasan orang lain dalam interaksi kita. Ini tidak hanya mengajari anak-anak tentang consent tetapi juga membantu mereka memahami penerapannya dalam kehidupan nyata.

*** 

Kesimpulannya, mengajari anak-anak tentang consent sejak usia muda merupakan aspek mendasar dari perkembangan emosional dan sosial mereka. 

Dengan tidak memaksa atau menyuruh anak untuk memeluk orang lain, kita memberikan contoh positif dalam menghormati batasan dan pilihan pribadi. Consent perlu dipahami oleh anak-anak sejak dini agar nantinya mereka bisa belajar membangun hubungan yang sehat, dan menjalin pertemanan dengan baik di masa depan nanti. 

 

Sumber:

Today's Parent - Teaching consent: Why you shouldn't force your kids to hug relatives
https://www.todaysparent.com/family/parenting/why-you-shouldnt-force-your-kids-to-hug-relatives/

Raising Children Network - Consent: talking with children & teens
https://raisingchildren.net.au/school-age/connecting-communicating/tough-topics/sexual-consent-how-to-talk-with-children-teens

 

Hi, I’m Elvina!

Founder of @happylittlesleeper & a proud mama

If you're dreaming of a good night's sleep…
trust me, I understand your struggle intimately. I've been in those sleep-deprived shoes, functioning on auto-pilot, feeling like a walking zombie in what should be a magical time of motherhood. But… I also know there's light at the end of this exhausting tunnel...

GET TO KNOW ME