Sudah tahukah Parents perbedaan gumoh dan muntah?
Saat baru lahir, sistem pencernaan bayi masih belum sempurna dan masih menyesuaikan dengan lingkungan baru di luar kandungan. Nutrisi diperoleh dari makan/menyusu, tidak lagi melalui plasenta. Proses penyesuaian ini dapat membuat bayi seringkali mengalami masalah pencernaan, salah satunya adalah refluks atau gumoh.
Tanda umum dari gumoh adalah memuntahkan kembali susu yang diminum. Gumoh sebenarnya tidak berbahaya dan tidak mengindikasikan penyakit apapun, tetapi masih banyak orang tua yang mengira gumoh sebagai muntah. Apakah Parents juga demikian?
Perbedaan Antara Gumoh dan Muntah
Gumoh
Gumoh atau refluks pada bayi adalah kondisi dimana bayi memuntahkan kembali susu yang diminumnya, tetapi dengan aliran yang cenderung tidak keras. Biasanya gumoh terjadi ketika bayi sendawa. Gumoh merupakan salah satu tanda bayi mengalami gastroesophageal refluks.
Gastroesophageal reflux (GER) mengacu pada aliran mundur isi lambung ke kerongkongan. Hal ini relatif umum terjadi pada bayi dan tidak perlu dikhawatirkan. GER biasanya membaik seiring bertambahnya usia bayi. Biasanya GER akan sembuh sendiri di usia 12 bulan, namun jika gejala terus berlanjut atau memburuk, perhatian medis dianjurkan.
Faktanya, 25% bayi di Indonesia mengalami gumoh >4 kali selama bulan pertama. Hingga usia 3 bulan, bayi akan mengalami gumoh 1-4 kali.
Gumoh biasanya tidak menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi. Biasanya bayi yang gumoh akan tampak biasa-biasa saja atau baik-baik saja. Ia masih aktif dan tidak mengalami masalah apapun.
Bayi yang gumoh akan mengeluarkan cairan putih seperti susu yang bercampur dengan air liur. Volume cairan yang dikeluarkan juga cenderung kecil, yaitu sekitar 1-2 sendok makan saja. Biasanya gumoh akan berlangsung sekitar <3 menit setelah makan.
Gumoh terjadi karena ukuran lambung bayi yang baru lahir sangat kecil, dan katup lambung yang seharusnya menutup saat susu dicerna masih belum kuat. Jika volume susu yang dikonsumsi terlalu banyak, ada kemungkinan bayi akan mengalami gumoh.
Begitu pula jika katup lambung bayi tidak menutup erat, maka susu yang berada di lambung bisa keluar kembali. Umumnya ini terjadi ketika bayi bersendawa, atau berbaring setelah minum susu. Dalam kebanyakan kasus, gumoh dan refluks bayi tidak berbahaya dan tidak perlu dikhawatirkan.
Muntah
Muntah terjadi saat aliran cairan yang kuat keluar dari mulut. Ini sangat berbeda dengan gumoh dimana biasanya cairan keluar hanya seperti menetes dari mulut.
Muntah sesekali dapat terjadi selama usia bayi baru lahir (0-4 minggu). Jika muntah terjadi berulang kali atau sangat kuat, segeralah hubungi dokter karena bisa menjadi pertanda ada kondisi medis tertentu yang lebih serius.
Muntah melibatkan pengeluaran susu dalam jumlah yang lebih besar atau makanan yang dicerna sebagian. Berbeda dengan gumoh, cairan muntah mungkin tampak lebih kekuningan atau kehijauan karena adanya asam lambung yang ikut keluar. Tidak seperti gumoh, muntah juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau stress pada bayi. Mereka mungkin menangis atau tampak tidak sehat sebelum atau sesudah episode muntah. Muntah juga mungkin disertai dengan gejala lain seperti penurunan berat badan, demam, diare, dan lesu.
Muntah adalah refleks yang terjadi ketika otot perut dan diafragma berkontraksi dengan kuat saat perut dalam keadaan rileks. Tindakan refleks ini dipicu oleh otak. Di dalam otak, ada bagian yang mengatur muntah dan muntah dapat terjadi jika ada pemicunya seperti:
- Saraf dari lambung dan usus di saluran cerna teriritasi atau bengkak karena infeksi atau penyumbatan
- Bahan kimia dalam darah (misalnya konsumsi obat-obatan tertentu)
- Rangsangan psikologis dari pandangan atau bau yang mengganggu
- Rangsangan dari telinga tengah (misalnya muntah yang disebabkan oleh mabuk perjalanan)
Bagi bayi di atas usia 3 bulan, penyebab muntah yang paling umum adalah infeksi lambung atau usus. Virus merupakan agen penyebab infeksi yang paling umum, tetapi terkadang bakteri dan bahkan parasit tertentu dapat menjadi penyebabnya.
Rotavirus adalah penyebab utama muntah pada bayi dan anak kecil, dengan gejala yang sering berkembang menjadi diare dan demam.
***
Memuntahkan susu atau gumoh biasanya tidak berbahaya dan umum terjadi. Sedangkan muntah dapat dikaitkan dengan ketidaknyamanan/kerewelan serta tanda-tanda penyakit lainnya.
Memahami perbedaan antara gumoh dan muntah pada bayi dapat memberikan ketenangan pikiran kepada orang tua dan membantu mengidentifikasi kapan harus berkonsultasi dengan dokter.
Sumber:
Mayo Clinic - Infant acid reflux - Symptoms and causes
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infant-acid-reflux/symptoms-causes/syc-20351408#
Healthy Children by AAP - Infant Vomiting
https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Infant-Vomiting.aspx
WebMD - Your Baby Spitting Up and Vomiting
https://www.webmd.com/parenting/baby/spitting-up
IDAI - Bedanya Gumoh dan Muntah pada Bayi
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bedanya-%E2%80%98gumoh%E2%80%99-dan-muntah-pada-bayi